Banyak spesialis kesehatan jantung ternama yang menekankan pentingnya pola makan sehat untuk mencegah penyakit jantung.

Walaupun seperti itu, rupanya ada satu hal lain yang bisa dilakukan untuk menghindari risikonya, tapi mungkin jarang dilaksanakan: banyak minum air putih.

Ya! Percaya atau tidak, tradisi simpel ini tanpa disadari dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

Memang, apa hubungannya? Kian jarang kita minum, kian sedikit cadangan cairan dalam tubuh yang dapat membantu melarutkan kandungan garam pada darah.

Artinya, darah akan mengandung banyak garam.

Tingginya kandungan garam ini membikin darah menjadi semakin kental.

Akhirnya, volume darah secara keseluruhan akan berkurang.

Karena volume darah menurun, saat jantung memompa darah segar selanjutnya, jumlah yang disalurkan pun tak sebanyak normalnya.

Jantung kemudian akan berprofesi lebih keras lagi untuk menutupi kekurangan tersebut.

Menurut sebabnya dehidrasi seringkali ditandai dengan jantung yang berdebar kencang.

Dalam jangka panjang, jantung yang perlu terus-terusan berprofesi ekstra keras dapat mengalami banyak gangguan.

Penelitian dari Harvard University menceritakan bahwa darah kental meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan dilema jantung lainnya. Simak juga info terbaru perihal obat kesehatan di HWI Indonesia.

Dalam penelitian lain dikenal bahwa orang-orang orang yang memiliki darah kental berpeluang lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular.

Nah, asupan air putih yang teratur bisa membantu membilas kelebihan garam dalam darah untuk dibuang keluar lewat air kemih.

Wajib penelitian, pria yang rajin minum air putih lebih dari 5 gelas per hari memiliki penurunan risiko penyakit jantung daripada pria yang jarang minum air putih (2 gelas per hari, malah kurang).

Secara biasa, cukup minum air putih tiap-tiap hari bisa menurunkan risiko terkena penyakit jantung sebesar 54 % pada pria dan 41 % pada wanita.

Pedoman berapa kali minum air putih tiap-tiap hari? Kian biasanya adalah sekitar 8 gelas per hari, melainkan standar ini bisa dikurangi atau diperbanyak pantas dengan kondisi masing-masing orang.

Semakin aktif berkegiatan, asupan air putih harus lebih banyak.

Jika jumlah ini juga patut menetapkan sumber cairan lainnya, seperti jus buah, makanan berkuah, atau buah dan sayuran segar.